D'OZONE Diyakini Cegah Kebusukan Produk Hortikultura Sentralpatinews.com By: (004/imp) Pati - Bupati Pati Haryanto didamping...
D'OZONE Diyakini Cegah Kebusukan Produk Hortikultura
Sentralpatinews.com
By: (004/imp)
Pati - Bupati Pati Haryanto didampingi Kepala Dispertan Mokhtar Efendi bersama Forkompimcam Pucakwangi menghadiri serah terima dan bimbingan teknis generator ozon (D'ozone) kepada petani di desa Lumbung Mas, kecamatan Pucakwangi Pati, Senin (22/10/18). D'ozone adalah inovasi perguruan tinggi dengan tema industri berbasis teknologi plasma untuk pangan kategori peralatan pasca panen guna memperpanjang waktu simpan produk hortikultura.
Anggota DPR RI Djoko Udjianto, akademisi Undip Herniwati Retno Handayani, Direktur Inovasi Industri Kementristek Dikti Santoso Yudo Warsono, akademisi Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip Dr. Mohammad Noer turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Dr. Muhamad Noer DEA sebagai penemu teknologi ini menerangkan, ada beberapa manfaat teknologi ini atau D' Ozone. Diantaranya dapat memperpanjang masa simpan sayur dan buah, menjaga sayur dan buah agar tetap segar, ramah lingkungan tidak menyisakan residu, dapat membunuh jamur bakteri virus penyebab pembusukan, serta menurunkan pestisida yang menempel pada sayur atau buah tersebut.
Namun ia menekankan, yang terpenting adalah ia menciptakan alat tersebut agar membantu petani dalam mengelola hasil panen. Disamping itu meminimalisasi kerusakan hasil panen kurang dari 10%, sayur serta buah aman dikonsumsi nilai vitamin dan gizi tetap terjaga. Cabe merah keriting dapat bertahan 60 hari setelah melalui proses yang benar, untuk cabe rawit dapat bertahan 30 hari, untuk sayuran 6 sampai 12 hari, bibit bawang merah 60 hari dan bibit bawang putih dapat bertahan selama 180 hari. Alat ini bekerja dengan pencucian dan penirisan menggunakan air berozon sehingga dapat menghilangkan jamur, bakteri, dan pestisida yang bisa memicu pembusukan produk pertanian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Mokhtar Efendi mengatakan "Produk hortikultura sayuran mempunyai karakteristik mudah rusak sehingga memerlukan penanganan pascapanen yang khusus, untuk menjaga produk hortikultura yang berkualitas dengan mutu yang baik, segar dan aman konsumsi, perlu upaya penanganan yang baik dan konsisten mulai dari panen hingga ke konsumen," kata Mokhtar. Ia pun mengingatkan bahwa penanganan pasca panen yang buruk akan membuat nilai jual menurun dan bahkan tidak layak jual "Biasanya tingkat kerusakan mencapai 20–30 % sehingga pendapatan yang diterima petani mengalami penurunan", jelasnya.
Dalam serah terima tersebut Bupati Pati mengungkapkan, menaruh harapan besar dengan pemberian bantuan alat pertanian generator Ozon atau D'ozone. Ia berharap, alat ini semakin meningkatkan kesejahteraan para petani hortikultura khususnya di desa Lumbungmas. D'ozone sendiri menggunakan teknologi plasma untuk memperpanjang masa simpan produk hortikultura. Dengan alat ini, diharapkan dapat menyimpan sayuran atau buah di saat harga kurang stabil hingga nantinya menjadi stabil. Kelemahan produksi pertanian khususnya hortikultura termasuk, cabe besar, tomat, dan terong terletak pada terbatasnya daya simpan. Bila hasil panen tidak segera dijual maka produk akan menjadi rusak atau mengalami pembusukan. Penggunaan teknologi plasma Ozon pada produk hortikultura, dinilai tepat untuk menghilangkan resiko kerugian bagi petani.
Dihadapan para petani Bupati menyampaikan, "Penggunaan generator Ozon atau di D'ozone sendiri merupakan bagian dari rangkaian intervensi teknologi dari panen pengangkutan pencucian penyimpanan hingga distribusi untuk menurunkan tingkat kehilangan hasil. Oleh karena itu, penanganan panen dan pasca panen secara baik diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk hasil pertanian, khususnya tanaman hortikultura, hingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, namun perlu dipahami, dalam arti menyimpan bukan berarti menampung atau menimbun yang merupakan suatu larangan," ujarnya.
Bupati juga mewanti- wanti, agar petani tidak hanya diberikan bantuan alat saja. Namun lebih utama adanya transfer ilmu agar pemberian bantuan alat ini dapat benar-benar optimal berfungsi baik maupun manfaatnya.
Sumber: (humas)
COMMENTS